Sinar
bulan yang indah menatap Roy,Clara dan Rey dengan sedih. Udara dingin
menyelimuti mereka. Berjam-jam mereka melalui hutan hingga sampai di
Fairy
Castle Center.
Cahaya lampu dari berbagai rumah menampaknya kehidupan sederhana. Roy
terpesona setelah melihat itu. Rey turun menuju pohon oak terbesar
yang diikuti Roy dan Clara. Akhirnya mereka mendarat di tempat besar.
Seketika, Ryuu,Snow dan Kiryuu berubah menjadi kecil dan naik
kepunggung Roy, Clara dan Rey. Rey berlari memesuki ruangan Besar dan
indah. Lantai dan temboknya seperti warna madu yang lezat. Para
perajurit Elv menghormati Rey.
“Dad!
Aku pulang!” teriak Rey. Sesosok Fairy tua duduk di kursinya.
“Halo
anakku. Kamu sudah pulang ternyata.” Kata Raja sambil tersenyum,
kulitnya sangat keriput dan rambutnya berwarna putih panjang. Baju
kerajaan sangat serasi dengan tubuhnya. Itu
ayahku? Dia sudah tua sekali.
Pikir Roy
“Dad!
Jangan main-main dengan scepter.”
Bentak Rey. Raja itu langsung tertawa dan dalam kedipan mata ia
berubah menjadi muda dan sehat. Wanita Elves kemarin dilihat Roy
sedang memerhatikan Roy dengan tajam.
“Dad....Aku
pula-ang.” Kata Roy sambil melihat kebawah. Kesunyian terjadi,
Semua menatap Roy dengan wajah kaget.
“Hahaha....
Roy kamu kok takut gitu.?” Kata Rey sambil menepuk punggung Roy.
“R-Oy,
Roy anakku! Kamu sudah kembali dari dunia manusia?!” kata Raja
sambil berjalan menuju Roy.
“Maaf
aku masih susah mengingat kejadian – kejadian selama aku disini.”
Kata Roy dengan pelan.
“Tak
apa. Sekarang kita adakan pesta! Anakku sudah kembali.” Kata Raja
sambil kegirangan.
“Jangan
dulu. Negara Fear akan menyerang kita. Pukul 24.00 kita akan di
serang.” Kata Rey dengan takut.
“Apa?!
Dia mau melakukan hal ini lagi. Dasar wanita bodoh!” kata Raja
sambil memakinya.
“Raja
Ryand, tenangkan dirimu. Kita akan kerahkan pasukan untuk menjaga
istana dan Fairies
Castle Center.”
Kata Jane menenangkan Raja Ryand.
“Baiklah
anak-anak, sekarang siapkan dirimu dan nagamu.” Kata Raja Ryand
sambil meringis. Roy, Rey dan Clara menuruti Raja Ryand dan mengikuti
Jane ke sebuah ruangan. Ruangan yang indah, rapi dan megah membuat
Clara dan Roy terkagum-kagum.
“Tuan
Roy dan Rey carilah baju perang yang anda suka.” Kata Jane dengan
sopan.
“Mom,
ternyata kamu baik-baik saja.” Kata Roy sambil memeluk Jane.
“Kenapa kamu tidak memberi tau aku tentang ini?” tanya Roy sambil
menahan emosi.
“Maafkan
aku tuan Roy aku tidak tahan melihat kamu nangis setelah melihat
kejadian meneyeramkan itu.” Kata Jane dengan pasrah
“Sekarang,
cepat ganti maju cengeng.” Sinis Clara. Rey tertawa dan menarik Roy
sambil menutup pintu.
“Maafkan
kami cantik, dia sedang emosi.” Kata Rey sambil menahan tawa. Suara
tawa Clara semakin keras menambah kesebalan Roy. Disudut ruangan
terdapat lemari yang besar. Rey berjalan menuju ke lemari itu dan
membukanya. Ia mengambil dan memilih baju-baju perang. Ia mengambil
sepasang baju perang berwarna hitam dan berjalan menuju kamar mandi.
“Carilah
baju yang kau sukai.” Kata Rey dari kamar mandi. Roy
memilih-memilih baju yang ia suka. Ia mengambil bajy berwarna merah
darah dan dipunggungnya terdapat simbol naga.
“Sudah
kuduga, kamu pasti mengmbil baju itu.” Kata Rey yang bersender di
pinggir pintu. Baju dan celananya sangat serasi dan enak dipakai.
Ditengah punggungnya terdapat gambar bendera Fairy
Castle Center
menambah keanggunannya. Rambut hitam legam yang panjang sepunggung
diikat seperti biasa.
“Masuklah,
aku gak sabar melihat adikku berpakaian perang.” Ucap Rey sambil
mendorong Roy masuk kedalam kamar mandi. Roy menutup kamar mandi dan
menggunakan baju itu. Baju yang kuat dan ringan mempermudah Roy
bergerak. Celana besi semata kaki menambah kekuatan tersendiri. Roy
melihat kekaca, rambut merah yang ia gunakan sudah mulai luntur
dengan cepat Roy mengucapkan mantra penghilang. Rambut coklat Roy
kembali dengan segar. Ia menyisir rambutnya dan keluar pintu.
“Wow,
kamu keren! Sekarang pakailah sarung tangan ini dan sepatu ini.”
Kata Rey sambil memberikannya. Sarung tangan besi yang tajam dan kuat
dapat memukul orang hingga berdarah. Sepeatu besi yang ringan dan
tajam menambah keserasian. Roy mengambil pedangnya dan mengikatnya
seperti biasa.
“Kamu
tau, musuh kita seperti apa?” tanya Roy sambil membuka pintu dan
duduk di kursi. Rey menghela nafas dan mengangguk.
“Nanti
kita akan melawan pasukan tentara gelap yang biasanya terdiri dari,
Bogles, Elves, Fir Darrig, Goblin, Gwyllion, Pixies, Phouka, Redcap,
Slaugh, Trolls, Trows, Urisk dan Water Fairies.” Kata Rey sambil
mengingat-ingat kembali.
“Bisakah
kau jelaskan semua?” kata Roy sambil memohon.
“Baiklah.”
Kata Rey sambil duduk disamping Roy. “Dulu negara Fairy sangat
tentram, tapi Nyonya Rist yang dulunya penasehat Raja Ryand sakit
hati melihat Raja menikah dengan Mom, Angelia Adwind. Ia membangun
sebuah kerajaan kecil di dunia bawah. Semua Fairy yang dendam
mengikuti perintahnya. Raja mengetahui hal itu dan mengusirnya. Waktu
tragedi itu terjadi, Raja Ryand memohon kepada Nyonya Rist untuk
mundur tapi dianggap lalu lalang olehnya. Mereka datang hanya untuk
membunuh Mom.” Kata Rey sambil menghela nafas. “Aku tak pernah
habis berfikir cinta itu membawa kematian.”
“Tenanglah
Rey, Semua itu salah. Cinta itu indah kalau tak ada cinta mungkin
Fairy tak ada.” Kata Roy bijaksana. “Tolobg jelasin tentang
pengikut Nyonya Rist, Kak.” Rey menatap Roy dengan tidak percaya
dan senang.
“Kamu
memanggilku kakak, Agh~ kamu aneh.” Tukas Rey sambil menutup
malunya. “Bogles adalah iblis yang suka melakukan kebohongan dan
membunuh ia seperti Goblin hanya saja Goblin lebih besar dan
menyeramkan. Elves, Troll dan Trow sebenarnya baik, tetapi jika ia
tersakiti, sifatnya akan berubah menjadi jahat. Terkadang Elves
merupakan Fairy yang terbanyak membunuh sesamanya, jadi kita harus
berhati-hati. Fir Darrig merupakan badut yang mengerikan,
kehebatannya bisa membaca pikiran dan menjadi siapapun. Gwyllion
adalah hantu air, mereka sering tampak sebagai laki-laki berambut
atau wanita yang menyeramkan. Aku paling benci melawan Gwyllion
karena menjijikan. Pixies dan Phouka, mereka peri yang jahat dan suka
mempermaaiknkan peri lainnya. Redcap.....” Kata Roy sambil menghela
nafas. Ia mencoba menjadi Cool dan menutpi rasa sebalnya. “Redcap
adalah Salah satu iblis biasanya kita sebut Old
Borde Goblins.
Ia suka mewarnai topinya menggunakan darah Fairy, sebenarnya dia
lemah tapi karena waktu kejadian itu aku yang lemah jadi aku—“
Kata Rey sambil marah. “Mom seharusnya tidak mati karena Fairy
menjijikan itu!” teriak Rey sambil memukul kepalanya.
“Rey.....”
ucap Roy dengan kasihan sambil memegang pundak Rey.
“Ah....
Maaf akan kulanjutkan. Slaugh merukan roh penasaran yang kematiannya
tidak termaafkan. Ia sangat hebat dalam hal membunuh dan wajahnya
sangat jelek dan bau. Urisk sangatlah menyeramkan, ia suka menganggu
dan langsung membunuh Fairy lemah. Banyak yang mati karena Urisk.
Water Fairies, mereka selalu berkelompok. Kekuatanya adalah
penghidupan dan pengambil kehidupan Mereka suka mengkombinasikan
kecantikan dengan penghianatn dan kematian. Sebnarnya Water Fairies
sangat baik tapi karena kita sering merusak hutan, mereka jadi jahat
tapi dia juga teman kita. Jika kamu bertemu dengan mereka tebas saja
kepalanya. Dia akan mati dalam kebahagian.” Kata Rey sambil
tersenyum. Roy mengangguk dan berdiri.
“Atau
tusuk jantungnya.” Ucap Clara mengagetkan mereka. Ia berdiri sambil
menyilangkan tangannya. Baju putih dan Rok putih yang sama warnanya
dengan rambut putih terurainya menambah keangunan Clara.
Dipunggungnya terdapat toverstaf
yang mengkilat. Ia memakai sarung tangan dan kaos kaki selutut.
“Ayo
kita ke aula. Kita sudah ditunggu dari tadi.” Kata Clara sambil
berjalan menuju Aula. Aula dipenuhi oleh prajurit Elv, Trol,Trows,
Gnomes, Dryards, Dwarf dan Gargoyle. Mereka bersorak-sorak kegirangan
ketika Roy, Clara dan Rey memasuki Aula. Sinar lampu membuat mereka
bersere-seri.
“Sekarang!
Kita lindungi Fairies
Castle Center!
Relakan hidupmu dengan ini!” Teriak Raja Ryand sambil tersenyum.
Wajahnya yang tua tetapi hatinya masih terlihat anak muda. Para Elv
dan yang lain tambah bersorak-sorak dan berteriakan. Raja Ryand
memberi isyarat kepada mereka dengan tangan diangkat. Merekapun
menghilang dengan kedipan mata.
“Kemana
mereka?” bisik Roy.
“Dia
kembali ketempat masing-masing. Sekarang kita harus ke luar
menyasikan pertarungan mereka.” Kata Rey dengan tidak sabar. Mereka
menuju ke atap dan melihat para Elv dan temannya bersembunyi
mengambil posisi.
“Semoga
ini cepat selesai.” Gumam Roy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar