“Ryo,
cari senjata buat kamu yuk.” kata Clara sambil menggeret Roy ke
toko yang bertulis Contest
Naga Armor.
Senjata – senjata dipajang di meja dan
digantung seperti
tongkat dan pedang. Bentuk senjata itu sama semua dan sangatlah
biasa. “ Kau yakin dengan ini? Senjata itu terlihat tidak berguna.
Lihat itu! Bentuknya sama.” Bisik Roy.
Clara
tertawa, “Kau
harus percaya pada dirimu dan pada senjata, karena kekuatan sekecil
apapun akan menjadi besar. Banyak Fairy yang gagal dalam kontes
karena tidak bisa mempercayai”. Roy mengangguk dan melihat pedang
berdebu. Ia meniup debu tersebut dan mengayunkan pedang itu dengan
ahli.
“Kayaknya
aku pernah megang pedang ini. Aku pilih ini aja.” Kata Roy sambil
menaruhya di meja kasir.
“Berapa
harganya?” tanya Clara.
“5000
pouch” jawab penjaga kasir. Clara memberikan 5000 pouch dan
berjalan seperti orang dermawan melewati Roy tanpa melihatnya.
“Terimakasih,
mbak Clara yang cantik” rayu Roy ke Clara. Clara
hanya tersenyum dan berjalan keluar dari ruangan kumuh itu.
“Kau
lapar tidak?” Clara menoleh Roy.
“Umh.
Y-ya.” Jawab Roy malu. Ia belum makan sama sekali selama di Fairies
Castle. Ia
memasang sabuk untuk menaruh pedangnya. Dengan pedang yang berada di
pinggang kirinya membuat ia seperti prajurit mengikuti Ratu yang
berada di depan memimpin arah jalan. Clara berhenti didepan meja
kayu. Disampingnya terdapat kompor hitam berkarat.
“Grey,
aku mau beli 2 bard.”
Kata Clara. Bebedarapa detik kemudian, seseorang muncul secara tiba –
tiba. Roy tersentak kaget tetapi Clara hanya tak bergerak sedikit
pun. Snow yang berada di pundaknya menatap Clara dengan wajah imut,
matanya membesar putih dan menurunkan kepalanya sambil merengut.
Clara
tertawa dan mengelus Snow. “Kau mau? Baiklah. Grey aku beli 3
bard.”
Grey mengangguk dan mengucapkan bahasa yang aneh, dalam 5 detik
makanan itu muncul. “Ini, 20 pouch. Terimakasih” ucap Clara dan
mengambil makanan itu. “Ini Roy dan ini buatmu sayang” kata Clara
sambil memberikan kepada Roy dan Snow. Snow memakannya dengan cepat.
Makanan bart
berbentuk seperti hamburger. Daging yang berlapis – lapis
meneteskan mayonice di tangan Roy. Roy melahapnya dengan cepat. Ia
sama sekali tidak memikirkan rasanya.
“Enakkah?”
tanya Clara sambil mengambil bungkus bard
ditangan
Roy.
“Ah..
erm... Enak kok.” Jawab Roy singkat.
Clara
tertawa dan mengelus Snow “kau seperti Snow. Makannya cepat sekali.
Hehehe.” Roy hanya tersenyum dan mereka tetap berjalan menuju ke
tempat kontes naga. Mereka melewati beberapa pepohonan seperti oak
dan ek. Melewati bukit rumput yang dipenuhi anak – anak Fairy yang
sedang bermain dan bercanda ria. Mereka memasuki hutan lebat dan
berbelok zig – zag hingga masuk ke dalam hutan dengan cepat. Papan
tua terpajang di depan mereka. Papan tersebut bertulisan Welcome
to Contest Of Dragon.
“Kita
sudah sampai, ikuti aku” kata Clara sambil berjalan lebih cepat.
Roy mengikuti Clara dan melihat papan tersebut lebih dekat. Tulisan
tua yang ditulis dengan darah yang sudah lama. “Aku takut.” Gumam
Roy. Snow menoleh dan menatap Roy dengan ketawa kecilnya.
“Kau
kenapa Snow?” tanya Clara heran. Snow menggeleng dengan cepat dan
Clara mengangkat bahunya. Disamping pohon ek menuju kontes naga
terdapat tempat duduk tua yang diduduki oleh seorang Fairy. Mereka
mengahampirinya. Fairy itu menatap Roy dengan muka benci dan jijik.
“Mau apa kau kesini, anak muda?” tanya ia sambil berdiri dan
memegang busur ditangannya dengan kuat.
“Paman
Earl! Ini aku Clara. Kau sudah lupa? Aku mau masuk ke kontes naga.
Dia temanku Roy yang ingin mengikuti kontes naga.” Senyum Clara.
Roy memanggut dan tersenyum.
“Clara
kau!” bentak Paman Earl. Lalu menatap Roy dengan tajam. Roy
terkaget dan mundur satu langkah.
“Ayolah
paman.” Kata Clara sambil tersenyum.
“Baiklah,
jangan membuat kegaduhan lagi.” Paman Earl langsung duduk dan
memberikan jalan kepada mereka. Mereka pun berjalan memasuki kedalam
hutan. Roy menoleh kebelakang melihat sosok Paman Earl duduk dengan
tegap. “Kenapa orang itu?” bisik Roy.
Clara
mengangkat bahu dan menggeleng “Aku gak tau, dari dulu emang gitu.”
Mereka masih berjalan yang tempatnya berubah menjadi lebih gelap dan
lebih berkabut. Mereka berhenti di tempat yang luas dan gelap. Pohon
– pohon oak dan ek mengitari tempat ini. Rerumputan yang setinggi
mata kaki berserakan dimana-mana. Bunga liar warna warni menambah
aksen kehidupan. Suara serangga dan angin lembut bernyanyi di telinga
mereka. Snow turun dari pundak Clara dan mengejar serangga loncat.
“Cobalah
untuk memejamkan mata dan jernihkan pikiranmu.” Kata Clara sambil
menatap Roy. Roy mengangguk dan memejamkan matanya. Ia mencoba
mengosongkan pikirannya sebentar. Ia mendengar suara naga marah dan
membengakakan telinganya. Roy langsung membuka matanya dengan cepat.
“Kau sudah memikirkan nagamu?” tanya Clara
“Ah?
entah lah. Aku hanya mendengar suaranya.” Jawab Roy ragu. Sebuah
benda jatuh dari langit dengan cepat. Suara desing membuat Roy
pusing. Benda tersebut adalah portal. Sebuah bingkai berwarna merah
darah mengelilingi portal tersebut. Diatasnya terdapat 2 patung naga
merah kehitaman menerkam dengan wajah yang seram.
“Wow.
Nagamu keren. Kayaknya naga yang kau lawan tipe Hell
Dragon”
ucap Clara sambil memerhatikan portal tersebut.
“Heh?
apakah itu kuat?” tanya Roy.
“Masuk
saja. Hell
Dragon sangat
sulit ditakhlukan, tapi itu hanya isu. Percaya pada dirimu saja.”
Kata Clara sambil mendorong Roy ke portal.
“Kau
harus ikut!”
“Iyalah.
Aku gak akan ninggalin kamu. Kalo aku ninggalin, ntar kamu mati
gimana? Sudah masuk saja.”
“Lebih
baik gak usah masuk saja! Kamu tidak memberi dukungan sama sekali!”
Bentak Roy. Hati Roy memanas dan Clara berhenti mendorongnya.
“Kau
tidak akan mati. Percayalah pada dirimu dan pedang yang kau pilih
tadi.” Kata Clara bijaksana. Roy menatap Clara yang tersenyum
didepannya. Aku
harus mengikuti kontes ini, kalau tidak, Mom bagaimana? Roy
memikirkan lagi apa yang ia pikirkan.
“Baiklah,
kita masuk saja. Tapi kalau tidak ada naganya kita langsung keluar.”
Kata Roy sambil memegang sarung pedang di pinggang kirinya. Clara
tertawa kecil dan memanggil Snow. Roy menutupi wajah malunya. Snow
menghampiri Clara dan Clara memegang tangan Roy.
“Ayo
masuk.” Akhirnya mereka masuk ke dalam Portal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar