Roy
melihat Si Bayangan tertidur di cermin. Roy mencoba untuk mendekat
tetapi bayangan itu terbangun terlebih dahulu.
“Halo...
tuan” kata Si Bayangan.
“Aku
ingin ingatanku kembali.” Jawab Roy sambil memasang muka sebal.
“Jika
kamu mau, masuklah kedalam cermin ini.” Kata Si Bayangan sambil
mengulurkan tangannya. Tanpa berfikir panjang Roy langsung memegang
tangannya. Akhirnya ia masuk kedalam kaca. Cahaya terang menyinari
wajah Roy. Ia meliha 2 anak kecil bermain dengan Jane. Bunga Aster
berterbang diamana menambah keceriaan.
“Tuan
Roy, jangan mengambil reptil itu!” teriak Jane sambil berlari
menghindar Roy yang membawa reptil loncat.
“Terus
Roy! Kita serbu Jane!” teriak Rey. Tangan Roy gemetaran setelah
menyaksikan ingatan itu.
“Kamu
tak apa tuan?” tanya Si Bayangan disampin Roy.
“Aku
tak apa. Aku mulai mengingatnya. Carilah ingatanku yang tak ingin
kulupakan.” Kata Roy sambil memandang Roy kecil.
“Tutuplah
matamu dan bukalah” kata Si Bayangan dengan bijaksana. Roy
mengikuti saran dari Si bayangan. Roy membuka mata perlahan-lahan
cahaya masuk kematanya, sebuah tempat kamar tidur besar. Roy kecil
membuka pintu dan memanggil Rey.
“Rey!
Kamu dimana? Aku bermimpi seram hari ini. Aku boleh tidur bersama?”
tanya Roy kecil
“Iya!”
Suara Rey dikamar mandi. Roy kecil duduk sambil memeluk bantal.
“Ayo
kita berperang Roy! Yang kalah harus dicoret mukanya.” Kata Rey
kecil dengan gagah. Akhirnya mereka bermain dengan seru.
“Kreek.”
Suara pintu terdengar menyeramkan. Ibu mereka marah dan sambil
mengomel-omel.
“Maaflah
Mom!” Rayu Roy dan Rey. Ibunya tersenyum dan memeluk mereka. Pusing
di kepala Roy muncul tiba – tiba setelah melihat ibunya tersenyum.
“Bayangan,
aku ingin melihat ayahku.” Kata Roy dengan nada pelan.
“Baiklah.”
Kata Si Bayangan. Dalam kedipan mata ruangan itu berubah menjadi
tempat Aula besar dan megah. Seorang Raja muda dengan scepternya
dan
mahkotanya duduk dengan gagah.
“Roy!
Anakku. Kamu sudah pulang dari latihan pedangmu? Kemarilah” kata Si
Raja sambil tersenyum.
“Hentikan....!
aku ingin ingatan yang ingin kulupakan!” bentak Roy. Kepalanya
sangat pusing hingga tidak bisa mengendalikannya.
“B-baik
tuan.” Jawab Si Bayangan dengan gugup.
Api
berkobar-kobar dimana-mana, puing – puing berjatuhan. Roy kecil
sedang menangisi ibunya yang mati. Roy tersentak dan bengon melihat
ibunya mati. Sakit kepalanya bertambah sakit.
“Aku...mengingat
semuanya. Mom mati, Jane membawaku pergi sambil menangis dan Rey
menggendong Mom kebawah. Keesokan harinya aku berubah menjadi manusia
dan –” kata Roy sambil menangis. Suara desing membuat Roy
tergeletak di tanah.
“Tuan,
kamu sudah mengingat semua. Sekarang takdirmu akan berubah.” Kata
Si Bayangan sambil tersenyum dan menghilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar