Paginya,Roy
tersentak kaget ketika Snow menindih mukanya. “Kau
nakal ya?” kata Roy sambil mengangkat Snow dari mukanya. Clara
menghampiri Roy, ia menggenakan baju dan rok berwana ungu yang
serasi. Ia
menggunakan sarung tangan ungu dan sepatu seperti kaus kaki selutut.
Rambut putih keperakannya diurai menambah keanggunannya.
Roy menatap seperti orang bodoh.
“Kenapa
kau mentap aneh ke aku? Aku
jelek ya?” Tanya Clara sambil cemberut.
“Tidak”
roy menggeleng dengan cepat.
“Naiklah
keatas disana ada kamar mandi. Aku akan pergi sebentar. Snow jaga
rumah sebentar ya?” kata Clara dan ia pergi. Roy menaiki tangga.
Sampai diatas, kamar Clara sangatlah rapi. Kasurnya berwarna hijau
daun dan karpet terbuat dari daun menambah keindahan rumah ini. Roy
berjalan dan melihat pintu yang bertulisan toilet. “kayaknya ini
kamar mandinya” kata Roy sambil menunjuk tulisan itu. Roy membuka
perlahan
dan
terlihat bak mandi terbuat dari batu, disampingnya terdapat kaca dan
handuk. Roy mendekat kekaca ia melihat sebuah memo yang tertulis
“Ambilah
benda untuk mandi di rak dekat gantungan baju”. Roy mandi
menggunakan shower hijau di samping kaca. Butiran – butiran seperti
es berjatuhan dari shower hijau itu. Dirak terdapat 3 botol yang
bertulisan Natural
Shampoo, Green Shampoo dan Red Shampoo.
Roy
mengambil botol yang bertulisan Red
Shampoo.
Ia menggoosokan kepalanya hingga rata dan dibilas. Roy menyikat gigi
dan menyabun tubuhnya.
“Tok..tok…tok”
suara pintu mengagetkan Roy. Roy terdiam dan suara pintu itu
terdengar lagi.
“Siapa?”
tanya Roy gemetaran.
“Aku
Clara. Pakailah baju ini!” teriak Clara dan sebuah tangan menembus
pintu. Roy terbengong, ia tak bergerak sama sekali.
“Cepetan
diambil!” bentak Clara. Roy menyambar pakaian hujau muda.
“Terimakasih!”
jawab Roy dengan wajah memerah. Roy mengeringakan tubuhnya dengan
handuk dan memakai pakaian itu. Baju yang diberikan oleh Clara
sangatlah pas dan serasi. Lengan baju itu se-bahu seperti memakai
kaos dalam tapi baju itu tidak ada kancing sehingga kelihatan dada
bidangnya. Celana yang panjangnya selutut itu sangatlah nyaman
dipakai. “Untung
aku sering main
sepakbola” gumam Roy bersyukur. Ia berjalan ke Rak dan mengambil
sisir didalamnya. Ia melihat ke cermin dan terbengong melihat
dirinya.
“TIDAK!!!”
teriak Roy kaget. Ia melihat rambutnya berubah menjadi merah.
“Kenapa?”
tanya Clara bingung di balik pintu.
“Tidak
apa-apa.” kata Roy senang. Ia merasa senang rambutnya berubah jadi
merah karena merah adalah warna kesukaannya. Ia menyisir rambutnya
seperti biasa dan menaruh kembali sisirnya.
“Roy,
kau mandinya kayak cewek. Lama banget.” Kata Clara sambil
cekikikan. Roy mengabaikannya dan membuka pintu. Roy melihat Clara
bersender di dinding sambil mengelus Snow.
“bagaimana
penampilanku?” tanya Roy sambil tersenyum. Clara menatapnya dengan
serius dan ia menatap mata Roy. Roy terjungkal kaget.
“Hahaha….
Kau keren kok. Apalagi
kau pas kaget” ejek Clara.
“Hahaha”
tawa Roy paksa.
“Kau
memakai Red
shampoo
ya?” tanya Clara
“Aku
salah ngambil shampoo. Maaf.” Ucap Roy
“Santai
aja. Rambutmu akan kembali lagi jika kau katakan hverfa.
Ayo kebawah.”
Kata
Clara sambil berjalan menuju kebawah. Roy mengikuti Clara dari
belakang. “Apakah
aku bisa selamat setelah menyelesaikan kontes ini?” pikir Roy.
Clara membuka pintu, Cahaya terang menyambut mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar