Roy
membuka matanya perlahan, cahaya terlalu terang membuat ia susah
melihat. “Clara, kau dimana?” Tanya Roy sambil menyipitkan
matanya
dan menutup cahaya dengan tangannya.
“Aku
ada disini. Selamat datang di Fairy’s
Castle Center!”
senyum Clara sambil merentangkan kedua tangannya. Roy mendekati
Clara, ia melihat dari atas sebuah kerajaan fairy
yang megah. Semua
rumah
terbuat dari pohon oak dan ditengah-tengah
terdapat pohon oak yang sangat besar. Dari kejauhan seorang Fairy
sedang berjualan buah, pakaian, sejata dan lain-lain.
Singa berbulu putih sedang bermain dengan anak Fairy. “Apakah anak
itu akan baik-baik saja jika bermain dengan singa itu?” Tanya Roy
sambil menunjuk.
“Kau
konyol. Kita bangsa Fairy tidak akan pernah melukai binatang ataupun
tanaman. Mereka yang memberi
kehidupan kepada kita, makanya kita tidak boleh menyakitinya.”
Jelas Clara.
“Terus
siapa musuh kalian?”
“Musuh?
Bisa dibilang, Fairy
yang jahat dan suka melukai sesama”
kata Clara sambil mengangkat bahunya. “Lebih
enak bicara dirumahku, ayo kesana!”. Ia menarik Roy dan turun dari
bukit. Mereka berjalan melewati para Fairy berjualan. Roy menatap
dengan heran, “Kenapa
mereka melakukan dengan cara barter?” gumam Roy. Clara tiba-tiba
saja berhenti dan melepaskan tangannya dari Roy, “Ini
rumahku, ayo masuk. Jangan
sungkan.” Rumahnya kelihatan sangat kecil, akar dari pohon oak
menjalar kemana-mana. Clara memegang gagang itu dan membukanya.
“Wow.
Keren!” kagum Roy. Walaupun dari luar terlihat kecil, ternyata
dalamnya begitu megah. Dinding kremnya serasi dengan lantainya.
Ruangannya bertingkat, tempat tidur Clara berada
diatas. Meja dan kursi tertata rapi. Jendela rumahnya menambah
kecahayaan yang membahagia. Rumahnya begitu berwarna-warni setelah
ada bunga aster dan mawar merah disudut ruangan.
“Silahkan
duduk, aku akan menyiapkan teh.” Kata
clara sambil menaiki tangga. Roy masih terkagum-kagum dengan rumah
pohon itu. Roy kejatuhan serpihan kayu, ia melihat keatas. Seekor
naga kecil berwara putih kebiruaan yang warnanya sama dengan kepala
naga di toverstaf
sedang menggaruk kukunya di pohon oak itu. Karena kaget, Roy terjatuh
dari kursinya hingga membuat naga itu juga terkaget dan marah. Naga
putih itu menerkam Roy dan menggigit jari Roy. “AWW!” teriak Roy.
Clara melihat dari kejauhan dan berteriak “Snow!”.
Snow
terbang ke atas menghampiri Clara. Clara memarahi ia tapi Clara
langsung memeluk Snow “Lain
kali jika kau melakukan itu lagi, aku akan mengurungmu!” tegas
Clara. Ia turun dari tangga dan Snow duduk di bahunnya. “Kau
baik-baik saja? Apakah jarimu putus?” kata Clara sambil tertawa.
“Hahaha….
Lucu sekali” kata Roy dengan wajah cemberut.
“Hahaha…
maaf-maaf, Snow biasa begitu dengan orang asing. Snow ini Roy, Roy
ini Snow.” Senyum Clara. Snow turun dari pundak Clara dan mendekat
ke Roy sambil menatap benci. Tangan Roy dengan sendirinya memegang
kepala Snow. Snow menggerang senang.
“Kau
sangat hebat! Bisa berteman dengan naga secara cepat!” kagum Clara
sambil menaruh teh
pekat di atas
meja.
Roy tersenyum dan Snow tidur dipangkuannya.
“Ini
bisa diminum?” Tanya Roy sambil melihat ngeri teh yang dihidangkan.
“Kau
jahat! Ini sehat taugh!” marah Clara.
“Aku
hanya bercanda” Kata Roy sambil meminum teh itu. Rasa manis
dilidahnya seperti di awan. “Wow,
ini enak! Aku rasa kau koki yang handal” kagum Roy dan menatap
Clara dengan senang. Muka
Clara memerah “Kau
jangan memujiku berlebihan” kata Clara sinis.
“Kau
dapat dari mana naga kecil ini?” Tanya
Roy sambil mengelus Snow.
“Aku
mencarinya. Setelah aku memenangkan kontes naga kemarin aku dan
mendapatkan
naga untuk menjadi salah satu prajurit di sini.” Jelas
Clara.
“Kau
berumur berapa tahun?”
“Aku?
17 tahun. Kau mau ikut kontes naga? Jika kau lulus kau mungkin
mempuyai
senjata.” Kata Clara sambil meminum teh. Roy terdiam, ia berfikir
bahwa ia kesini untuk mencari ibunya.
“Kau
tahu dengan orang yang bernama Jane Hara?” Tanya
Roy
“Jane
Hara? Hara Jane? Maksudmu penasehat raja Ryand? Dia menghilang 12
tahun yang lalu. Gosipnya juga sih, dia pergi ke dunia manusia.”
Kata Clara. Roy berfikir mungkin ibunya berada di kerajaan.
“Bagaimana caraku untuk bertemu dengannya?” Tanya Roy.
“Kau
harus jadi prajurit kerajaan. Menjadi prajurit kerajaan
harus mempunyai naga dan senjata. Penerimaan
kerajaan
diadakan 1 minggu lagi. Aku akan mendaftar diriku sebagai magician.”
Jelas Clara. Roy terdiam, dia harus mengikuti kontes
naga mau tak mau jika ingin bertemu ibunya.
“Bisakah
kau ajarkan aku tentang memenangkan kontes
naga?” Tanya
Roy.
“Wow!
Kau mau? Baiklah
besok aku akan mengajarimu.” Senyum
Clara
“Trimz.”
Ucap Roy dengan malu. Ia baru pertama kali meminta bantuan dengan
Fairy, Jika Fairy ini berbohong mungkin dia akan mati terbakar karena
kontes itu.
“Kau
berasal dari mana?” mata Clara menyipit.
Roy
bersender di Kursi dan menunduk.
“aku
dari bumi.” Kata Roy.
“Kau
pasti Fairy bumi. Mungkin kau berasal dari bangsa
elves.”
Ragu
Clara.
“Tidak.
Aku manusia. Kemarin
aku mencari ibuku di danau. Entah
mengapa aku bisa sampai sini.” Singkat Roy.
“Kau
sepertinya tak mau cerita banyak denganku. Hari sudah gelap, kau
harus menyiapkan kekuatanmu di kontes naga.” Kata Clara dengan
wajah serius.
“Apa!?
Langsung kontes? Aku tak bisa menggunakan alat senjata apapun.”
protes
Roy.
“Hahaha….
Kau jangan takut naga tidak membunuh bangsa Fairy seperti kita.
Didalam test, Naga akan datang yang kekutannya sama dengan orang yang
dilawaninya dan yang bisa memenangkannya hanyalah lawannya.” Jelas
Clara sambil menahan tawa. Roy terdiam lagi. Clara berdiri dan
mengambil toverstaf.
Ia mengatakan kata aneh, seperti kata sihir. Selesai membaca mantra
ia menunjuk ke lantai, sebuah tempat tidur terbuat dari awan muncul.
Kasurnya berwarna putih seperti salju. “kau bisa tidur disini.
Selamat malam.” Kata Clara sambil mengambil Snow dari pangkuan Roy.
“Terimakasih,
selamat malam.” Kata Roy lembut. Clara menaiki tangga menuju tempat
tidurnya. Roy berbaring di kasur awan itu, dingin dan lembut menambah
rasa ngantuk Roy. Ia berdoa akan bisa memenangkan kontes dengan
selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar