Sabtu, 03 Maret 2012

Fairy’s King Part 10



Ryuu melemparkan Roy ke sebuah jerami besar diiringi teriakan Roy. Disamping jerami terdapat sungai besar yang indah, sinar matahari sore menambah keindahannya. Katak berloncatan kesana kemari menambah aksen kehidupan. Snow mengibaskan sayapnya membuat dedaunan terbang bagaikan es berjatuhan dari langit dan bunga aster berwarna merah terbang bagaikan helipkopter. Clara turun dari leher Snow dan menertawakan Roy. Roy menatap Clara dengan sebal. Ia membersihkan jerami-jerami yang menempel pada bajunya. Ryuu datang sambil membawa rusa betina yang besar dan menaruhnya di tanah. Clara terkagum dan memegang leher Ryuu.
Baiklah, aku dan Snow akan mencari kayu. Ambilah air di sungai itu.” Kata Clara sambil berjalan menuju kedalam hutan. Roy mengangkat bahunya dan menggeleng.
Bisahkah kau berukuran kecil? Kamu menakuti binatang sekitar kita. Kata Roy sambil mengangkat rusa betina yang mati. Ryuu hanya menatapnya dan tertawa. Ia pun berubah menjadi naga merah kecil yang sangat lemah. Roy menatapnya dan menahan tawanya. Roy mengeluarka pedannya dan memotong rusa betina itu hingga menjadi beberapa potongan. Roy mengambil daun yang lebar dan membentuknya seperti nampan besar. Ia menaruh daging itu dan mencucinya di sungai. Ryuu sedang asyik bermain dengan katak loncat. Kepalanya diduduki katak loncat dan ia pun berlari ketakutan. Roy menatapnya dan tertawa. Ryuu hanya mendesis dan mengeluarkan api merahnya. Katak itu langsung menghindar dan masuk kedalam air. Roy melanjutkan cuciannya dan meniriskannya. Suara nyanyian terlintas dalam telinganya. Seorang gadis bersisik bernyanyi di sungai. Ia menatap Roy sambil tersenyum mempamerkan gigi runcingnya. Warna kulit biru pucat yang dingin membuat Roy merinding.
Kau siapa?” tanya Roy. Fairy itu hanya tersenyum dan mendekat kepermukaan.
Dia cantik sekali” gumam Roy. Tangan peri itu mengulurkan tangannya dan tersenyum. Roy terdiam dan ingin memegang tangannya. Ia menyentuh tanganya dan wajah peri itu berubah menyeramkan. Sebuah panah melesat di tangan mereka. Roy dan peri itu menoleh, seorang Fairy dengan jubah hitam membawa busur. Peri itu langsung mendesis dan mengeluarkan giginya lalu kabur.
Kamu tak apa?” tanya Fairy itu. Ia sangat tinggi dan gagah. Matanya yang biru sama seperti Roy menambah ke kerenannya. Tato naga hitam legam di wajah kirinya sama dengan warna rambutnya yang panjang. Baju hitam yang sepanjang pundaknnya terdapat bulu-bulu raven dan celana selutut hitam menambah kegagahannya. Ia memilki kuping runcing yang diberi anting – anting. Roy terpesona akan kegagahan Fairy itu.
Hey?!” teriak Si Fairy itu. Roy tersadar kembali dan mengangguk dengan cepat. “Brug!.” Suara kayu terjatuh. Mereka terkaget dan melihat dimana suara itu berada. Clara terbengong melihat Fairy itu dan menganga.


P-pangeran Rey?!” Teriak Clara. Ia kebingungan dan membersihkan debu di pakaiannya. Roy langsung menatap Fairy itu sambil tertawa.
Kamu kenapa Clara? Dia itu hanya Fairy biasa. Kamu dibodohi sama kegagahannya ya?” ejek Roy sambil tertawa. Clara langsung memukul kepala Roy dan menggeretnya.
Maafkan aku tuan. Teman saya orang baru, jadi emang begini.” Kata Clara sambil membungkukan badan.
Tidak apa-apa. Namamu siapa anak muda?” Tanya Rey sambil tersenyum.
A-aku Clara Airist dan ini temanku Roy Adwind.” Jawab Clara dengn gugup. Rey hanya menatap Roy dengan serius. Suara percikan air memberi kesunyian beberapa detik. Snow dan Ryuu bermain dengan reptil loncat menambah kegembiraan.
Ada apa dengan namaku?” tanya Roy sambil sinis.
Tidak, hanya saja..... Kamu kenal Jane Hara” Jawab Rey sambil kebingungan.
Itu Ibukku! Kamu tau darimana? Bisahkah aku bertemu dengannya?” tanya Roy sambil mendekati Rey. Rey tersenyum dan memeluk Roy. Clara dan Roy tersentak dan bengong.
Kamu sudah pulang adik!” kata Rey kegirangan.
Ah.. maaf aku gak punya kakak.” Tukas Roy sambil mendorongnya secara perlahan-lahan. “mungkin kamu salah orang”.
Tidak! Kamu adikku yang hilang 12 tahun yang lalu. Aku menyuruh Jane membawamu pergi karena---“
Hentikan!” teriak Clara yang memutuskan pembicaraan Rey. “Kita akan mendengarkan ceritamu pangeran, tapi setelah makan. Aku paling benci lapar” kata Clara sambil memegang perutnya. Rey dan Roy pun tertawa. Clara berbalik badan dan menutupi rasa malunya.
Roy mengambil daging yang telah dicuci dan menusuknya pada ranting. Clara dan Rey membuat api unggun dan membuat tenda. Matahari sudah menyembunyikan dirinya dan bulan menerangkan dinginnya hutan ini. Suara percikan api dan suara serangga membuat nyanyian merdu. Kunang – kunang bertebangan kesana kemari menambah keindahan sungai. Clara melahap kaki rusa betina. Rey hanya menatap Ryuu dan Snow yang sedang memakan kaki dan tulang rusuk rusa betina. Roy tiduran diatas jerami melihat keindahan bintang dan bulan.
Ah~ aku kenyang sekarang Pangeran, ceritakan yang sebenarnya dan Roy turunlah!” bentak Clara.
Dasar gendut!” ejek Roy. Clara cemberut dan Rey tertawa.
Aku akan panggil nagaku dulu.” Kata Rey sambil menatap langit. Beberapa menit kemudian suara gerangan yang membengkakan telinga datang. Naga hitam legam mendarat di pinggir Roy. Roy tersentak dan terjatuh. Naga itu tinggi dan gagah. Matanya yang hitam dan tajam mengatakan bahwa ia tidak suka bergurau. Banyak bekas luka di bagian wajahnya. Kakimya sangat kuat dan sayapnya sangat tipis hingga uratnya kelihatan.
Kenalkan... Ini Kiryuu. Dia naga yang cantik bukan?” senyum Rey.
Dia cantik seperti Snow. Tapi, kenapa luka itu?” tanya Clara.
Kiryuu terlalu banyak berlatih jadi banyak bekas luka.” Jawab Rey denga sedih. Ryuu menatap Kiryuu dengan senang. Kamu kenal dia? Tanya Roy ke pikiran Ryuu.
Dia adalah kakakku. Sudah 5 tahun aku berpisah dengannya. Jawab Ryuu.
Sekarang aku akan bercerita” kata Rey sambil duduk di perapian.
12 tahun yang lalu, terjadi pertempuran yang besar. Dad, mencoba melindungi aku, kamu dan Mom. Ia menyuruh Jane atau yang terkenal disebut penasehat raja untuk membawa kita ke kamarnya. Tapi, karena kerajaan terbakar aku dan kamu berpisah. Saat itu kamu sangat lucu sekali!” girang Rey. “Aku menarik Mom ke kamar atas, tapi Redcap mengacak-acak kamar itu. Mom berteriak hingga mereka menoleh kekita. Kami berlari hingga di jalan terbuntu karena reruntuhan. Aku menarik pedang dan berusaha melindungi Mom. Maklum waktu itu aku berumur 7 tahun dan kamu 5 tahun jadi belum bisa menggunakan pedang dengan baik. Aku berusaha melindungi Mom agar kamu dan Jane datang kesini. Tapi—” Rey memberhentikan pembicaraan dan menghela nafas.
Terus bagaimana?” Kata Clara dengan penasaran.
Pada saat itu aku lengah, salah satu Redcap yang membawa pedang menebas tangan kananku. Aku terjatuh dan Mom melindungiku dari berbagai serangan, sampai ia tertebas oleh Redcap itu. Aku berteriak sekuat mungkin. Jane datang dan membacakan mantra penghilang yang membuat Redcap menghilang. Kamu bersembunyi di balik kaki Jane dengan gemetaran. Aku menahan tangis dan mencoba mengikhlaskanya. Kamu mendekat sambil membawa pedang berdarah dan juga menangis. Waktu itu kamu tak bisa mengendalikan dirimu, jadi kamu mengguanakan Dragon’s Power. Aura jahat mengitarimu tapi dengan cepat aku menusuk pinggangmu yang membuatmu pingsang. Aku menyuruh Jane untuk membawamu ke dunia manusia agar melupakan semuanya, dan akhirnya kita bertemu kembali.” Senyum Rey. Roy hanya terdiam dan mencoba mengingatnya. Sepintas ia berfikir anak kecil yang menangis dalam mimpinya adalah dia.
Itu mustahil. Aku tidak ingat sama sekali.” Kata Roy sambil menggaruk kepalanya.
Kamu ingin ingat?” Tanya Rey dengan serius dan mendekat Roy. Roy mengangguk dan menatap Rey.
Tataplah mataku. Aku akan memberi ingatan yang sebenarnya” kata Rey duduk didepan Roy. Roy menatap matanya yang biru indah. Dalam beberapa detik, matanya berubah menjadi mata naga hitam. Roy ingin kaget tapi sudah terlambat, ia tertidur dengan lelap.
Kamu apakan dia?” tanya Clara sambil menatap Roy dengan takut.
Dia sedang dalam dirinya sendiri.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar