Sabtu, 03 Maret 2012

Fairy’s King Part 1



Fairy’s King
“Kring.... kring.....kring!” suara jam weker menunjukan pukul 07.00. Tangan Roy Adwind menghempaskan jam weker kedinding hingga terpecah belah. Suara pecaha itu membuat ibu tirinya menuju ke kamar Roy. Suara bantingan pintu yang keras membuat Roy terbangun dari setengah tidurnya.
“Roy, kau memecahkan jam weker yang baru kubeli kemarin? Jika kau melakukan itu lagi, aku tidak akan membelikannya lagi untukmu. Sekarang, cepat bangun! ” bentak Jane Hara sambil menatap Roy dengan mata ungunya. Ia memakai baju kuning dan jean biru yang kusam. Rambut pirang yang terikat seperti ekor kuda bergoyang ria karena hembusan kipas angin.
“Agh.,. kenapa harus ke sekolah padahal kan hari ini ulangtahunku yang ke 17? Ayolah Mom, aku ingin bolos untuk hari ini saja.” pinta Roy sambil melirik ke Jane, tapi Jane malah pergi tanpa menghiraukan permintaan Roy. Roy pun duduk di kasurnya sambil mengucek mata birunya. Ia memiliki tubuh jangkung dan kurus, serta berambut coklat. Ia mengambil kemeja biru dan celana jean biru gelap semata kakinya di lemari penuh coretan dan stiker – stiker lusuh. Selama 15 menit, ia selesai mandi dan membersihkan jam weker yang tadi ia sampar. Cahaya matahari yang memancar dari jendela kamar Roy membuat kamar Roy terlihat sangat berantakan, Roy mengelengkan kepalanya lalu Ia membersihkan dan merapikan buku, majalah dan baju yang tergeletak di lantai dan di atas kasurnya.

Fairy’s King Part 2



Roy berada di goa yang gelap, ia mencoba untuk membiasakan dirinya untuk melihat kegelapan. Ia berjalan dan melihat ibunya menangis. Roy mendekat Jane. Secara cepat tangan Jane mencekik Roy dengan wajah menyeramkan. “Argh!” Teriak Roy, dan ia pun terbangun dari mimpi buruknya, nafasnya tersengal – sengal dan dahinya mengucurkan keringat. Roy mengatur nafasnya dan ia berdiri melihat jendela kamarnya yang terbuka. Ia melihat langit yang sangat mendung yang menandakan akan turunnya hujan. Ia mengelilingi rumahnya dan berteriak memanggil ibunya. Rumahnya hancur berantakan seperti habis dilanda angin tornado, semua hancur dan tidak layak untuk di tempati. Roy menuju ke pintu keluarnya yang terkena bercak darah. Roy berjalan mengikuti bercak darah itu sampai di hutan yang lebat. Ia berfikir mungkin ibunya ada disana. Ia tetap berjalan dan akhirnya berada di sebuah danau. Danau itu sangat luas, dipinggirnya ada tebing yang menculang tinggi dan pohon ek sangat besar disekelilingnya. Roy mencuci mukannya dengan air danau, ia masih berfikir ini mimpi. Ia mengelap dengan kemeja birunya dan Ia memutuskan untuk kembali. “Mungkin Mom sudah kembali” pikir Roy dalam hati. Roy ternganga dan tidak percaya. Semua hutan yang dilewati berbeda, sekarang pohon ek lebih tinggi dan bunga yang semula tidak ada menjadi ada. Angin berhembus kencang membuat bunga aster yang berwarna warni cerah melesat ke udara seperti helikopter. Suara gemuruh muncul secara tiba – tiba. Roy melihat keatas, seekor naga dengan sisik biru kehitaman terbang diatasnya. Sayap yang kuat dan mata merahnya yang sangat cocok dengan warna kulit gelapnya. Tangan dan kakinya sangat kokoh dalam menopang badannya yang besar serta ekornya yang panjang membuat dirinya anggun setiap kali bergerak. Naga itu berputar di langit dan berbelok ke arah Roy. Roy terkaget dan berlari ke hutan, ia bersembunyi di balik pohon ek besar. Akarnya sangat besar sehingga membentuk gua kecil cukup untuk Ia bersembunyi. Roy menundukkan kepalanya dan menahan nafasnya. Suara gerang dari naga itu terdengar semakin dekat.

Fairy’s King Part 3



Roy membuka matanya perlahan, cahaya terlalu terang membuat ia susah melihat. “Clara, kau dimana?” Tanya Roy sambil menyipitkan matanya dan menutup cahaya dengan tangannya.
Aku ada disini. Selamat datang di Fairy’s Castle Center!” senyum Clara sambil merentangkan kedua tangannya. Roy mendekati Clara, ia melihat dari atas sebuah kerajaan fairy yang megah. Semua rumah terbuat dari pohon oak dan ditengah-tengah terdapat pohon oak yang sangat besar. Dari kejauhan seorang Fairy sedang berjualan buah, pakaian, sejata dan lain-lain. Singa berbulu putih sedang bermain dengan anak Fairy. “Apakah anak itu akan baik-baik saja jika bermain dengan singa itu?” Tanya Roy sambil menunjuk.
Kau konyol. Kita bangsa Fairy tidak akan pernah melukai binatang ataupun tanaman. Mereka yang memberi kehidupan kepada kita, makanya kita tidak boleh menyakitinya.” Jelas Clara.
Terus siapa musuh kalian?”
Musuh? Bisa dibilang, Fairy yang jahat dan suka melukai sesama” kata Clara sambil mengangkat bahunya. “Lebih enak bicara dirumahku, ayo kesana!”. Ia menarik Roy dan turun dari bukit. Mereka berjalan melewati para Fairy berjualan. Roy menatap dengan heran, “Kenapa mereka melakukan dengan cara barter?” gumam Roy. Clara tiba-tiba saja berhenti dan melepaskan tangannya dari Roy, “Ini rumahku, ayo masuk. Jangan sungkan.” Rumahnya kelihatan sangat kecil, akar dari pohon oak menjalar kemana-mana. Clara memegang gagang itu dan membukanya.
Wow. Keren!” kagum Roy. Walaupun dari luar terlihat kecil, ternyata dalamnya begitu megah. Dinding kremnya serasi dengan lantainya. Ruangannya bertingkat, tempat tidur Clara berada diatas. Meja dan kursi tertata rapi. Jendela rumahnya menambah kecahayaan yang membahagia. Rumahnya begitu berwarna-warni setelah ada bunga aster dan mawar merah disudut ruangan.

Fairy’s King Part 4



Paginya,Roy tersentak kaget ketika Snow menindih mukanya. “Kau nakal ya?” kata Roy sambil mengangkat Snow dari mukanya. Clara menghampiri Roy, ia menggenakan baju dan rok berwana ungu yang serasi. Ia menggunakan sarung tangan ungu dan sepatu seperti kaus kaki selutut. Rambut putih keperakannya diurai menambah keanggunannya. Roy menatap seperti orang bodoh.
Kenapa kau mentap aneh ke aku? Aku jelek ya?” Tanya Clara sambil cemberut.
Tidak” roy menggeleng dengan cepat.
Naiklah keatas disana ada kamar mandi. Aku akan pergi sebentar. Snow jaga rumah sebentar ya?” kata Clara dan ia pergi. Roy menaiki tangga. Sampai diatas, kamar Clara sangatlah rapi. Kasurnya berwarna hijau daun dan karpet terbuat dari daun menambah keindahan rumah ini. Roy berjalan dan melihat pintu yang bertulisan toilet. “kayaknya ini kamar mandinya” kata Roy sambil menunjuk tulisan itu. Roy membuka perlahan dan terlihat bak mandi terbuat dari batu, disampingnya terdapat kaca dan handuk. Roy mendekat kekaca ia melihat sebuah memo yang tertulis “Ambilah benda untuk mandi di rak dekat gantungan baju”. Roy mandi menggunakan shower hijau di samping kaca. Butiran – butiran seperti es berjatuhan dari shower hijau itu. Dirak terdapat 3 botol yang bertulisan Natural Shampoo, Green Shampoo dan Red Shampoo. Roy mengambil botol yang bertulisan Red Shampoo. Ia menggoosokan kepalanya hingga rata dan dibilas. Roy menyikat gigi dan menyabun tubuhnya.
Tok..tok…tok” suara pintu mengagetkan Roy. Roy terdiam dan suara pintu itu terdengar lagi.
Siapa?” tanya Roy gemetaran.
Aku Clara. Pakailah baju ini!” teriak Clara dan sebuah tangan menembus pintu. Roy terbengong, ia tak bergerak sama sekali.

Fairy’s King Part 5



Ryo, cari senjata buat kamu yuk.” kata Clara sambil menggeret Roy ke toko yang bertulis Contest Naga Armor. Senjata – senjata dipajang di meja dan digantung seperti tongkat dan pedang. Bentuk senjata itu sama semua dan sangatlah biasa. “ Kau yakin dengan ini? Senjata itu terlihat tidak berguna. Lihat itu! Bentuknya sama.” Bisik Roy.
Clara tertawa, “Kau harus percaya pada dirimu dan pada senjata, karena kekuatan sekecil apapun akan menjadi besar. Banyak Fairy yang gagal dalam kontes karena tidak bisa mempercayai”. Roy mengangguk dan melihat pedang berdebu. Ia meniup debu tersebut dan mengayunkan pedang itu dengan ahli.
Kayaknya aku pernah megang pedang ini. Aku pilih ini aja.” Kata Roy sambil menaruhya di meja kasir.
Berapa harganya?” tanya Clara.
5000 pouch” jawab penjaga kasir. Clara memberikan 5000 pouch dan berjalan seperti orang dermawan melewati Roy tanpa melihatnya.
Terimakasih, mbak Clara yang cantik” rayu Roy ke Clara. Clara hanya tersenyum dan berjalan keluar dari ruangan kumuh itu.
Kau lapar tidak?” Clara menoleh Roy.
Umh. Y-ya.” Jawab Roy malu. Ia belum makan sama sekali selama di Fairies Castle. Ia memasang sabuk untuk menaruh pedangnya. Dengan pedang yang berada di pinggang kirinya membuat ia seperti prajurit mengikuti Ratu yang berada di depan memimpin arah jalan. Clara berhenti didepan meja kayu. Disampingnya terdapat kompor hitam berkarat.
Grey, aku mau beli 2 bard.” Kata Clara. Bebedarapa detik kemudian, seseorang muncul secara tiba – tiba. Roy tersentak kaget tetapi Clara hanya tak bergerak sedikit pun. Snow yang berada di pundaknya menatap Clara dengan wajah imut, matanya membesar putih dan menurunkan kepalanya sambil merengut.
Clara tertawa dan mengelus Snow. “Kau mau? Baiklah. Grey aku beli 3 bard.” Grey mengangguk dan mengucapkan bahasa yang aneh, dalam 5 detik makanan itu muncul. “Ini, 20 pouch. Terimakasih” ucap Clara dan mengambil makanan itu. “Ini Roy dan ini buatmu sayang” kata Clara sambil memberikan kepada Roy dan Snow. Snow memakannya dengan cepat. Makanan bart berbentuk seperti hamburger. Daging yang berlapis – lapis meneteskan mayonice di tangan Roy. Roy melahapnya dengan cepat. Ia sama sekali tidak memikirkan rasanya.
Enakkah?” tanya Clara sambil mengambil bungkus bard ditangan Roy.
Ah.. erm... Enak kok.” Jawab Roy singkat.
Clara tertawa dan mengelus Snow “kau seperti Snow. Makannya cepat sekali. Hehehe.” Roy hanya tersenyum dan mereka tetap berjalan menuju ke tempat kontes naga. Mereka melewati beberapa pepohonan seperti oak dan ek. Melewati bukit rumput yang dipenuhi anak – anak Fairy yang sedang bermain dan bercanda ria. Mereka memasuki hutan lebat dan berbelok zig – zag hingga masuk ke dalam hutan dengan cepat. Papan tua terpajang di depan mereka. Papan tersebut bertulisan Welcome to Contest Of Dragon.

Fairy’s King Part 6



Udara panas menerpa muka mereka. Snow menjulurkan lidahnya dan menggerang kepanasan. “Kau tak apa Snow?” tanya Clara mengelus kepala Snow. Snow mengangguk lemas.
Apa dia baik – baik saja?” tanya Roy kasihan.
Dia tak apa. Udara disini emang sangat panas.” Kata Clara sambil menatap sekelilingnya. Sungai lahar mengalir di samping kanan mereka. Gunung yang mengeluarkan lahar dari mulutnya bercucuran kemana-mana. Pohon – pohon ek disamping Roy hangus terbakar menandakan betapa panasnya tempat ini. Suara gemuruh dari gunung dihadapan mereka membuat Ro tidak ingin berda disini lebih lama. Mereka berjalan mengikuti jalan bebatuan sampai di tempat yang luas dan buntu.
Kayaknya gak ada naga disini. Mungkin kita sudah didahului oleh orang lain. Ayo pulang saja disini sangat panas sekali.” Keluh Roy sambil mengusap keringat di dahinya.
Itu mustahil, coba kamu pikir untuk apa portal tadi datang? Kalau sudah sampai sini kita gak bisa keluar tanpa menakhluk naga itu.” Kata Clara sambil menyipitkan matanya. “Mungkin naga itu sembunyi.”
Sudah cukup! Aku sudah lelah!” bentak Roy sambil menarik tangan kanan Clara. Snow melompat dari pundak Clara dan menatap Roy. Keheningan terjadi beberapa detik.
Ah, maafkan aku. Kau tau kan, aku adalah manusia jadi tak mungkin membunuh naga.” Kata Roy dan melepaskan tarikannya. Clara tertawa dan menatap Roy dengan senyum manisnya.
Percayalah pada dirimu.” Kata Clara dan memegang gelang dan mengucapkan bahasa aneh. Gelang Clara pun bersinar dan berubah menjadi toverstaf miliknya. Roy terpaku melihat kejadian itu. Clara dan Snow berjalan sambil melihat – lihat sekelilingnya. Snow menggerang, kuku kakinya keluar dan ia memperlihatkan gigi tajamnya. Clara melihat Snow dan kembali ke posisi awal dengan serius.
Ada apa Clara?” tanya Roy yang mengikuti Clara dari belakang.
Sstt, Diamlah disitu sebentar” bisik Clara dengan tangan telunjuk di depan mulutnya. Roy mengangguk dan diam tanpa ekspresi. Clara berjalan sampai di ujung dan membalikan badannya. “Sepertinya tak ada apa – apa, Cepetan kesini.” Teriak Clara dan merentangkan tanganya sebagai isyarat. Roy tersenyum dan lega karena tak terjadi apa – apa. Ia berjalan menuju Clara dan bayangan hitam berada di belakang Clara yang berteriak memanggil Roy.
Awas Clara, lari!” teriak Roy dengan wajah pucat. Clara menoleh dengan cepat tapi bayangan itu memukul Clara hingga terbang menabrak batu besar. Snow berlari menuju bayangan hitam itu. Dalam beberapa langkah, Snow berubah menjadi naga besar berwarna putih salju. Roy membeku dan melihat batu yang hancur karena Clara dipukul oleh bayangan itu. Snow menggerang keras dan Roy kembali dalam sadarnya. Ia berlari sekuat mungkin menuju Clara. Clara terbatuk – batuk lemas, darah mengalir dari kepalanya hingga menutup mata kanannya. Badanya sangat kotor dan tangan kakinya lemas tak berdaya. Mulutnya mengeluarkan darah bertanda bahwa sangat keras pukulan dari bayangan itu.
Clara? Kau tak apa?” tanya Roy panik. Ia mengambil toverstaf dari tangan Clara dan menyenderkannya di batu. Clara membuka matanya dengan perlahan dan tersenyum.
Aku tak apa.” Kata Clara serak. “Aku akan melawan naga itu.” Ia mencoba berdiri tetapi terjatuh lagi. Roy memegang tanganya dan menyandarkan Clara ke batu.
Kamu jangan memaksakan diri, pulihkan dirimu dan bersembunyi. Tapi tadi kau bilang itu naga?” tanya Roy sambil melihat pertempuran Snow. Clara mengangguk dan memegang tangan Roy.
Tolong jangan biarkan Snow bertarung lebih lama.” Suara Clara bertambah serak dan tersenyum. Mata Clara tertutup dan nafasnya berhembus sangat pelan. Roy menatap Clara dengan kaget dan menguncang – guncang badannya.

Fairy’s King Part 7



Roy berada didalam dirinya. Ia melihat cermin mengelilingnya. Semuanya hitam. Roy mendekat ke Cermin dan melihat dirinya berbeda. Matanya sangat tajam dan mirip dengan naga merah yang tadi lawan. Diatas alis sampai dipipnya bagian kanan ada sebuah tato naga merah. Fairy yang ada di cermin itu tersenyum hingga membuat Roy terkaget.
Ka-kau siapa?” tanya Roy.
Aku? Aku adalah dirimu.” Jawab singkat bayangan Roy.
Dimana aku?” tanya Roy.
Kau berada di tempat yang ingin kau lupakan.”
Heh?” heran Roy
Peganglah tanganku. Aku akan membuka kekuatanmu yang tersembunyi di dalam dirimu.” Kata Si Bayangan. Ia mengulurkan tangannya hingga menembus cermin. Roy tersentak dan memegang tangan Si Bayangan tanpa ragu. Tangan Si Bayangan sangat panas yang membuat darah Roy mengalir dengan deras. Jantung Roy berdetak sangat kencang yang membuat pernafasan Roy tidak teratur. Si Bayangan itu menarik Roy hingga Roy masuk kedalam cermin. Roy berada di tempat hampa dan gelap. Ada suatu cahaya putih menyinari sebuah peti merah. Roy mendekat dan membaca peti itu. Peti itu bertulisan Blood Memory. Rasa ingin tahu Roy muncul tiba-tiba yang membuat ia membuka peti merah itu. Sinar terang keluar dari kotak itu membuat Roy mengahalangkan cahayanya ke mata. Secara cepat Roy tertarik oleh kotak itu hingga ia masuk kedalamnya.
***
Roy membuka matanya perlahan dan melihat kebakaran dimana-mana. Puing-puing berjatuhan dan asap dimana-mana. Api menjilat-jilat puing-puing kayu. Roy berjalan hingga berada disuatu ruangan. Ia melihat anak kecil yang memegang pedang berlumuran darah sambil melihat gadis yang tergeletak didepannya. Gadis itu berlumuran darah di bagian dadanya. Matanya melotot dan mulutnya menganga.
Mom?” ucap anak kecil itu. Keheningan pun terjadi.
MOM!” teriak anak kecil sambil menangis. Roy mendekat ke anak kecil itu dengan maksud untuk menghiburnya. Tinggal beberapa langkah menuju anak itu, Ia menoleh ke Roy. Anak itu sangat mirip dengan Si Bayangan. Roy terkaget dan mundur.
Kau lucu sekali. Apakah kamu takut lihat dirimu sendiri?” ucap anak kecil itu sambil tertawa. Roy kebingungan dan tak berkata apapun.

Fairy’s King Part 8



 Disisi lain, Naga Merah duduk dengan tampang sebal. Ia sebal karena ia bingung apa yang dilakukannya terhadap Roy. Roy tergeletak di tengah-tengah lingakara pertarungan. Beberapa detik kemudian, tubuh Roy mengeluarkan aura panas dan tekanan berat. Naga merah itu terbangun dan menyipitan matanya. Roy berdiri dan mengambil pedangnya. Di wajah Roy terdapat tato yang sama dengan Si Bayangan. Naga merah itu tersentak dan turun mendekati Roy. Dia tidak sadarkan diri. Gumam Naga Merah. Ia mendekat Roy. Aura Roy semakin kuat yang membuat Naga Merah takut. Roy menatap Naga Merah itu dengan perubahan matanya menjadi merah dan melemparkan pedangnya ke wajah Naga Merah itu. Dengan cepat Naga Merah itu menghindar dari serangan Roy. Ia menyipitkan matanya untuk melihat tato di wajahnya. ia tersentak dan menunduk sambil tersenyum dan mengatakan ke pikiran Roy, Selamat datang kembali Tuan. Roy tersenyum dan terjatuh. Tato diwajahnya menghilang dengan perlahan.
R-o.....oy....ROY!” teriak Clara sambil menguncang-guncang Roy. Mata Roy perlahan-lahan terbuka dan tersenyum. Clara menampar Roy dengan keras yang membuat Roy kaget.
Clara! S-sakit.” Kata Roy sambil memegang pipinya yang merah terbakar.
Kamu hebat! bisa mengalahkan Ryuu.” girang Clara.
Ryuu? Siapa?” jawab Roy dengan bingung.
Naga yang tadi kamu lawan.” Jawab Clara.
H-heh?!” kaget Roy. Roy melihat Naga merah itu yang duduk di atas batu. Roy menatap Clara. “aku dah mati ya?” kata Roy sambil mencubit pipinya. Clara tertawa dan menggedong Snow ditangannya.
Snow terluka Roy, aku ingin mengobatinya dirumah.” Kata Clara sedih. Roy menatap Snow yang tertidur melingkar.
Baiklah kita pulang. Tapi bagaimana caranya?” tanya Roy.
Mintalah ma nagamu.” Jawab Clara. Roy menatap Clara ngeri dan Clara membalasnya dengan cemberut. Roy mengangguk dan berjalan menuju naga itu. Ryuu menoleh dan turun dari batu. Roy kaget dan mundur beberapa langkah.
Kau sudah sehat? tanya Ryuu dalam pikiran Roy.
Ah..erm sudah. Kamu bisa bukakan portalnya? tanya Roy.
Baiklah. Jawab Ryuu. Matanya terpejam dan membuka matanya dengan cepat. Benda jatuh dari langit membuat suara membekakan telinga. Portal yang digunakan lebih besar dari pada portal awal tetapi ukirannya sama. Clara mendekat ke Roy dan menatap Ryuu dengan senang.

Fairy’s King Part 9



Kabut tebal berada dimana-mana. Rerumputan saling mengesekan badannya yang menambah suasana sunyi. Matahari bersembunyi di balik pohon ek. Reptil loncat menjauhi kedatangan Clara dan Roy. Bunga liar bertebangan menyambut dengan hangat mereka. Mereka berjalan dan menuju ke Paman Earl. Beberapa langkah dari portal, Snow turun dari pelukan Clara dan menjadi besar. Ia dan Ryuu mendesis dan menggerang. Clara dan Roy melihat sekeliling dengan bingung.
Ada apa Ryuu? Tanya Roy.
Kita dikepung. Jawab Ryuu sambil mengawasi sekelilingnya. Clara mengambil toverstaf-nya dengan posisi menyerang. Roy menatap Clara dan mencabut pedangnya dari sarungnya. Suara tepuk tangan terdengar dalam kesunyian. Kabut tebal menghilang dan reptil loncat berlarian kemana-mana.
Sial, kita dikepung!” ucap Clara dengan sebal. Roy menatap Clara dan kembali ke pengawasannya. Disekeliling mereka, para Fairy membawa senjatanya sambil bergaya menyerang. Tidak hanya Fairy saja, para Dwarfs juga mengelilingi mereka. Ia paling terkuat dan pendek diantara spesies Fairy. Elf wanita keluar dari belakang sambil menepuk tangannya. Ia menggunakan baju putih selengan dan sarungtangan putih. Matanya yang Putih pucat menambah kedinginnan udara. Rok selutut menambah keanggunannya. Ia menatap Roy dan tersenyum.
Ternyata kamu bisa keluar.” Kata Si Elf wanita itu. Ia diikuti 2 Fairy yang gagah yang membawa pedang di saku kirinya.
Mom?” Kata Roy sambil kebingungan. Clara menatap Roy dengan kaget dan kembali fokus ke Elf itu.
Kalian harus bertemu dengan Raja.” Ucap Si Elf itu tanpa ekspresi. Clara menatap Roy yang masih bingung. Tidak ada jawaban sama sekali dari Roy maupun Clara. Si Elf itu hanya menggeleng dan menatap tajam ke mereka.
Baiklah, seret mereka!” ucap Si Elf itu dan berbalik menuju ke Fairies Castle Center. Roy tersentak dan menatap Clara. Clara hanya memegang toverstaf dengan kuat. Para Fairy, Dwarfs mendekat sambil berteriak-teriak. Ryuu menggerang lebih keras dan mengeluarka apinya ke pohon - pohon ek. Snow pun menatap Ryuu dengan sebal. Dengan cepat Snow menyemburkan esnya ke pohon – pohon ek Ryuu menghela nafas dan terbang sambil menarik Roy dengan kaki kuatnya.
ARGHHHH!!” teriak Roy sambil memegang kaki Ryuu dan memegang pedangnya dengan kuat. Snow juga terbang mengikuti Roy, diatas lehernya terdapat Clara mengawasi musuh. Panah bertebangan di samping mereka. Clara mengankat toverstaf dan memutarkannya.
Shield!” Teriak Clara. Sebuah perisai melindungi mereka. Panah- panah yang terbang menabrak perisai hinga terjatuh. Clara mengangkat tangannya sambil mengucapkan bahasa aneh. Matanya berubah menjadi biru muda dan rambutnya bertebrangan. Aura yang dingin menyelimuti dirinya. Para Fairy dan Dwarf berteriak keras dan marah.
Carilah kakakmu Roy” gumam Si Elf wanita itu sambil berjalan dengan anggun.

Fairy’s King Part 10



Ryuu melemparkan Roy ke sebuah jerami besar diiringi teriakan Roy. Disamping jerami terdapat sungai besar yang indah, sinar matahari sore menambah keindahannya. Katak berloncatan kesana kemari menambah aksen kehidupan. Snow mengibaskan sayapnya membuat dedaunan terbang bagaikan es berjatuhan dari langit dan bunga aster berwarna merah terbang bagaikan helipkopter. Clara turun dari leher Snow dan menertawakan Roy. Roy menatap Clara dengan sebal. Ia membersihkan jerami-jerami yang menempel pada bajunya. Ryuu datang sambil membawa rusa betina yang besar dan menaruhnya di tanah. Clara terkagum dan memegang leher Ryuu.
Baiklah, aku dan Snow akan mencari kayu. Ambilah air di sungai itu.” Kata Clara sambil berjalan menuju kedalam hutan. Roy mengangkat bahunya dan menggeleng.
Bisahkah kau berukuran kecil? Kamu menakuti binatang sekitar kita. Kata Roy sambil mengangkat rusa betina yang mati. Ryuu hanya menatapnya dan tertawa. Ia pun berubah menjadi naga merah kecil yang sangat lemah. Roy menatapnya dan menahan tawanya. Roy mengeluarka pedannya dan memotong rusa betina itu hingga menjadi beberapa potongan. Roy mengambil daun yang lebar dan membentuknya seperti nampan besar. Ia menaruh daging itu dan mencucinya di sungai. Ryuu sedang asyik bermain dengan katak loncat. Kepalanya diduduki katak loncat dan ia pun berlari ketakutan. Roy menatapnya dan tertawa. Ryuu hanya mendesis dan mengeluarkan api merahnya. Katak itu langsung menghindar dan masuk kedalam air. Roy melanjutkan cuciannya dan meniriskannya. Suara nyanyian terlintas dalam telinganya. Seorang gadis bersisik bernyanyi di sungai. Ia menatap Roy sambil tersenyum mempamerkan gigi runcingnya. Warna kulit biru pucat yang dingin membuat Roy merinding.
Kau siapa?” tanya Roy. Fairy itu hanya tersenyum dan mendekat kepermukaan.
Dia cantik sekali” gumam Roy. Tangan peri itu mengulurkan tangannya dan tersenyum. Roy terdiam dan ingin memegang tangannya. Ia menyentuh tanganya dan wajah peri itu berubah menyeramkan. Sebuah panah melesat di tangan mereka. Roy dan peri itu menoleh, seorang Fairy dengan jubah hitam membawa busur. Peri itu langsung mendesis dan mengeluarkan giginya lalu kabur.
Kamu tak apa?” tanya Fairy itu. Ia sangat tinggi dan gagah. Matanya yang biru sama seperti Roy menambah ke kerenannya. Tato naga hitam legam di wajah kirinya sama dengan warna rambutnya yang panjang. Baju hitam yang sepanjang pundaknnya terdapat bulu-bulu raven dan celana selutut hitam menambah kegagahannya. Ia memilki kuping runcing yang diberi anting – anting. Roy terpesona akan kegagahan Fairy itu.
Hey?!” teriak Si Fairy itu. Roy tersadar kembali dan mengangguk dengan cepat. “Brug!.” Suara kayu terjatuh. Mereka terkaget dan melihat dimana suara itu berada. Clara terbengong melihat Fairy itu dan menganga.

Fairy’s King Part 11



Roy melihat Si Bayangan tertidur di cermin. Roy mencoba untuk mendekat tetapi bayangan itu terbangun terlebih dahulu.
Halo... tuan” kata Si Bayangan.
Aku ingin ingatanku kembali.” Jawab Roy sambil memasang muka sebal.
Jika kamu mau, masuklah kedalam cermin ini.” Kata Si Bayangan sambil mengulurkan tangannya. Tanpa berfikir panjang Roy langsung memegang tangannya. Akhirnya ia masuk kedalam kaca. Cahaya terang menyinari wajah Roy. Ia meliha 2 anak kecil bermain dengan Jane. Bunga Aster berterbang diamana menambah keceriaan.
Tuan Roy, jangan mengambil reptil itu!” teriak Jane sambil berlari menghindar Roy yang membawa reptil loncat.
Terus Roy! Kita serbu Jane!” teriak Rey. Tangan Roy gemetaran setelah menyaksikan ingatan itu.
Kamu tak apa tuan?” tanya Si Bayangan disampin Roy.
Aku tak apa. Aku mulai mengingatnya. Carilah ingatanku yang tak ingin kulupakan.” Kata Roy sambil memandang Roy kecil.
Tutuplah matamu dan bukalah” kata Si Bayangan dengan bijaksana. Roy mengikuti saran dari Si bayangan. Roy membuka mata perlahan-lahan cahaya masuk kematanya, sebuah tempat kamar tidur besar. Roy kecil membuka pintu dan memanggil Rey.
Rey! Kamu dimana? Aku bermimpi seram hari ini. Aku boleh tidur bersama?” tanya Roy kecil
Iya!” Suara Rey dikamar mandi. Roy kecil duduk sambil memeluk bantal.
Ayo kita berperang Roy! Yang kalah harus dicoret mukanya.” Kata Rey kecil dengan gagah. Akhirnya mereka bermain dengan seru.
Kreek.” Suara pintu terdengar menyeramkan. Ibu mereka marah dan sambil mengomel-omel.
Maaflah Mom!” Rayu Roy dan Rey. Ibunya tersenyum dan memeluk mereka. Pusing di kepala Roy muncul tiba – tiba setelah melihat ibunya tersenyum.
Bayangan, aku ingin melihat ayahku.” Kata Roy dengan nada pelan.
Baiklah.” Kata Si Bayangan. Dalam kedipan mata ruangan itu berubah menjadi tempat Aula besar dan megah. Seorang Raja muda dengan scepternya dan mahkotanya duduk dengan gagah.
Roy! Anakku. Kamu sudah pulang dari latihan pedangmu? Kemarilah” kata Si Raja sambil tersenyum.
Hentikan....! aku ingin ingatan yang ingin kulupakan!” bentak Roy. Kepalanya sangat pusing hingga tidak bisa mengendalikannya.

Fairy’s King Part 12



Argh!!” teriak Roy. Clara dan Rey tersentak kaget. Roy bangun sambil memegang kepalanya.
Kamu tak apa?” tanya Clara sambil memegang bahunya.
Mom....” kata Roy sambil menahan nangis.
Mom sekarang ada di surga dan melihat kita, janganlah menangis nanti Mom juga menangis.” Jawab Rey dengan dingin. Angin keras datang secara tiba-tiba. Snow, Ryuu dan Kiryuu menggerang dan mendesis. Rey mencabut pedangnya dan berlari memasuki hutan. Suara teriakan aneh muncul. Clara memegang tangan Roy dengan kuat. Suara semak-semak menambah ketakutan Clara. Rey keluar dengan membawa Goblin kecil dan melemparkan ketanah.
Kamu siapa!?” tanya Rey sambil menuding pedang kemuka Goblin itu.
A-aku hanya disuruh Nyonya Rist mematai negara Fairy.” Jawab Goblin itu dengan takut.
Untuk apa!” teriak Clara sambil bertolak pinggang. Roy menatap Clara yang sombong dengan tawa kecilnya.
Am-ampun tuan. Aku dengar dari Nyonya, kami akan menyerang lagi.” Jawab Goblin itu. Dengan amarah Rey menebas kepalanya hingga putus. Roy terdiam dan merasa kasihan.
Kita harus kembali. Cepat naik ke naga kalian.” Kata Rey dengan cepat. Tanpa bicara sedikitpun, Clara dan Roy langsung naik keleher naga mereka. Kibasan Ryuu, Snow dan Kiryuu membuat pohon-pohon bergoyang-goyang. Merekapun meninggalkan Sungai itu.

Fairy’s King Part 13



Sinar bulan yang indah menatap Roy,Clara dan Rey dengan sedih. Udara dingin menyelimuti mereka. Berjam-jam mereka melalui hutan hingga sampai di Fairy Castle Center. Cahaya lampu dari berbagai rumah menampaknya kehidupan sederhana. Roy terpesona setelah melihat itu. Rey turun menuju pohon oak terbesar yang diikuti Roy dan Clara. Akhirnya mereka mendarat di tempat besar. Seketika, Ryuu,Snow dan Kiryuu berubah menjadi kecil dan naik kepunggung Roy, Clara dan Rey. Rey berlari memesuki ruangan Besar dan indah. Lantai dan temboknya seperti warna madu yang lezat. Para perajurit Elv menghormati Rey.
Dad! Aku pulang!” teriak Rey. Sesosok Fairy tua duduk di kursinya.
Halo anakku. Kamu sudah pulang ternyata.” Kata Raja sambil tersenyum, kulitnya sangat keriput dan rambutnya berwarna putih panjang. Baju kerajaan sangat serasi dengan tubuhnya. Itu ayahku? Dia sudah tua sekali. Pikir Roy
Dad! Jangan main-main dengan scepter.” Bentak Rey. Raja itu langsung tertawa dan dalam kedipan mata ia berubah menjadi muda dan sehat. Wanita Elves kemarin dilihat Roy sedang memerhatikan Roy dengan tajam.
Dad....Aku pula-ang.” Kata Roy sambil melihat kebawah. Kesunyian terjadi, Semua menatap Roy dengan wajah kaget.
Hahaha.... Roy kamu kok takut gitu.?” Kata Rey sambil menepuk punggung Roy.
R-Oy, Roy anakku! Kamu sudah kembali dari dunia manusia?!” kata Raja sambil berjalan menuju Roy.
Maaf aku masih susah mengingat kejadian – kejadian selama aku disini.” Kata Roy dengan pelan.
Tak apa. Sekarang kita adakan pesta! Anakku sudah kembali.” Kata Raja sambil kegirangan.
Jangan dulu. Negara Fear akan menyerang kita. Pukul 24.00 kita akan di serang.” Kata Rey dengan takut.

Fairy’s King Part 14



Dong....dong....dong” Suara jam menunjukan pukul 12.00 malam. Bulan berada di puncak kejayaannya menyinari gelapnya kesunyian. Suara trompet yang keras menandakan musuh telah masuk daerah kekuasaan. Serbuan para Elv jahat menambah ketakuttan Roy. Naga asap bertebrangan dimana-mana. Suara pedang menyelimuti pikiran Roy. Banyak Elv yang gugur dalam peperangan itu. Roy tidak dapat menahan rasa kasihanya dan ia pun berdiri.
Kita harus bantu.” Kata Roy sambil mencoba mencari Ryuu.
Aku bosen melihat pertarungan itu.” Kata Clara meremehkan. Rey hanya tertawa dan memanggil naga mereka. Naga mereka sudah menggunakan baju perang mereka yang mengkilat. Dengan anggun mereka mendarat. Roy duduk di pelana yang empuk.
Ayo kita serang!” Teriak Roy di iringi raungan Ryuu. Mereka terbang dan melihat pasukan mereka mati.
Sial!” kara Roy sambil mendesah.
Lightning Ice!” teriak Clara sambil menudingkan musuh. Snow mengeluarkan es dan dari toverstaf keluar listrik yang menyelimuti es. Musuh membeku dan percikan listrik dimana-mana.
Sekarang!” teriak Clara.
Dancing Of Curse!” Teriak Rey yang menghancurkan es berkeping-keping. Roy tersenyum kagum dan tidak percaya apa yang mereka lakukan.
Kalian hebat. Sekarang giliranku.” Kata Roy sambil mencari musuh yang berkumpul. Clara menghancurkan musuh bagian timur sedangkan Rey di bagian barat dan Roy di Selatan.
Tornado Fire!” teriak Roy sambil mengangkat pedang. Sebuah tornado api besar melahap semua musuh dan mereka berterbangan. Suara tawa memberhentikan gerakan mereka. Raja Ryand tertusuk oleh seorang Elv wanita.
Tidak!” teriak Rey dan Roy. Rey menyerang wanita itu tetapi meleset. Mata Rey berubah menjadi merah dan auranya menjadi pembunuh. Dengan cepat Rey menusuk wanita itu tetapi ia berubah menjadi air dan muncul di belakang Rey.
Dasar bodoh.” Kata wanita itu. Ia menusuk Rey dari belakang dan mendorongnya. “Sekarang aku adalah Raja di negara ini!” teriak wanita itu sambil tertawa. Roy menusuk jantungnya dari belakang.
Kamu juga bodoh!” kata wanita itu dan menendang Roy hingga menabrak dinding. Ia menaiki naga asap dan terbang.
Anak-anakku, kita sudah menang sekarang kita hancurkan istana ini!” teriak wanita itu dan Sorak-sorak dari Fairy jahat memberi warna kegelapan.
Roy, gunakan pedang Dad untuk menusuk jantungnya” Kata Rey sambil menahan sakit. Roy menggeleng dan berdiri. Ia naik ke Ryuu dan terbang kelangit. Ryuu, kita akan mengalahkannya. Hitungan ke-3 aku akan loncat dan menusuk wanita itu. Keluarkan jurus rahasiamu ya.” Kata Roy dalam hati. Ryuu menggerang dan menarik nafas. 1,2,3. Gumam Roy. Ia meloncat memegang pedangnya kedepan seperti loncat indah. Kecepatan Roy bertambah dan ujung pedangnya panas hingga berwarna merah. Ini buat Mom dan Dad! Teriak Roy dalam hatinya. Matanya berubah menjadi merah dan tato diwajahnya muncul. Wanita itu mendangak dan bengong melihat Roy jatuh dari atas. Pedangnya menusuk kepalanya hingga jantungnya. “Lightning Fire!” teriak Roy sambil mencabut pedangnya dan melompat. Cahaya merah membakar wanita itu dan hujan meteor berterbangan dari langit. Snow menangkap Roy dan mendarat. Semua Fairy mati karena meteor itu. Roy melihat Ryuu menghampirinya sambil menggerang-gerang. Roy sangat kelelahan dan tak bisa berkata apapun hingga tertidur.

Fairy’s King Part 15




Suara cicit burung membangunkan Roy. Clara duduk bersama Rey yang terbalut perban. “Dimana Dad?” tanya Roy sambil mencoba berdiri.
Dia sedang tertidur dengan tenang dihadapan kita.” Kata Rey sambil tersenyum paksa. Matanya sangat sayu dan sembab. Roy menahan tangis dan menuju makam didepannya. Gundukan batu dan Ditancapkan kayu berbentuk salip.
Ini ada surat dari Dad.” Kata Rey sambil menatap langit dan memberikan suratnya ke Roy. Roy membuka surat itu dan membacanya
Dear Roy,

Mungkin sudah 12 tahun kita berpisah, dan mungkin kamu baca surat ini ketika aku sudah mati. Kamu bisa membantuku tidak? Jaga negara kita untuk Angelia, Ibumu. Dia sangat menyukai negara ini. Terimakasih atas kehadiran kamu dan Rey. Aku mencintai mu!

Love Dad.

Roy menahan tangisnya dan menatap langit sambil tersenyum. Dad...
Sekarag apa yang kita lakukan?” tanya Clara sambil menatap langit yang cerah. Roy mengangguk dan tersenyum.
Ayo bangun lagi kerajaan ini!” teriak Roy sambil menuju ke Firies Castle Center yang diikuti Rey dan Clara.